Untuk kemajuan, perbaikan dalam sistem pendidikan di Indonesia perlu dilakukan
Memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih mata pelajaran tertentu adalah suatu hal yang tidak umum
Sistem pendidikan di Indonesia dikenal dengan aturan bahwa siswa harus menguasai semua mata pelajaran. Meskipun terdapat banyak mata pelajaran yang diajarkan. Dalam usahanya untuk menguasai semua materi, siswa sering mengalami kesulitan.
Ketika terlalu banyak informasi yang harus dipelajari, siswa dapat merasa bingung dalam menentukan prioritas belajar. Disarankan memberikan kebebasan kepada pelajar untuk memilih mata pelajaran yang akan dipelajari di masa mendatang. Sehingga para siswa dapat menghindari kemalasan dalam belajar dan lebih mudah untuk berkonsentrasi pada bidang yang disukai.
Mengubah sekolah menjadi lingkungan yang menyenangkan
Di Indonesia, sekolah kadang menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian pelajar. Biasanya terdapat dua faktor, entah karena sifat guru yang tegas atau karena beban tugas sekolah yang berat bagi siswa. Makna pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah sarana kegiatan belajar dan mengajar yang menyenangkan. Stigma negatif terhadap sekolah yang dianggap membosankan harus dihilangkan. Diperlukan suasana pembelajaran yang mengasyikkan agar siswa merasa nyaman dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Mempower guru honorer dengan upah yang layak
Setiap orang sadar bahwa menjadi seorang guru adalah pekerjaan yang sangat terpuji. Dahulu, seorang guru selalu dihormati dan dihargai karena pengetahuannya. Namun saat ini terdapat banyak kasus yang menimpa seorang guru. Dari dilarang oleh siswanya sendiri hingga menerima perlakuan tak menyenangkan dari muridnya.
Khususnya guru honorer yang seringkali dibayar tidak sebanding dengan dedikasi mereka terhadap negara. Perlu ditekankan bahwa negara yang berhasil adalah negara yang menghargai ilmu pengetahuan dan siapa pun yang menyamparkannya. 4. Menilai kecerdasan siswa tidak lagi menggunakan nilai sebagai acuan. Meskipun begitu, Indonesia masih mempertahankan sistem penilaian sebagai indikator kecerdasan siswa. Banyak siswa yang sering dipuji sebagai individu yang cerdas karena meraih nilai akademis yang tinggi. Sementara itu, individu yang memperoleh nilai rendah seringkali dianggap kurang cerdas. Meskipun kecerdasan siswa tidak selalu tergantung pada nilai.
Ada 2 jenis kecerdasan lain yang lebih penting daripada IQ yaitu kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Siswa yang dianggap kurang cerdas dalam prestasi akademik tidak selalu memiliki kurang kecerdasan dalam hal emosional dan spiritual. Oleh karena itu, penilaian sekolah sebaiknya juga mempertimbangkan EQ dan SQ. Mengurangi pemakaian kertas https://kecpasarkemis.com/ melalui pembelajaran berbasis digital. Saat ini, banyak hutan yang mengalami kerusakan akibat deforestasi tanpa reboisasi. Kenaikan permintaan akan pohon sebagai bahan baku kertas telah menyebabkan penurunan keberlanjutan hutan. Meskipun ujian kini menggunakan sistem komputer, pendidikan di Indonesia tetap bergantung pada buku teks.