Kuda Pacu Betina yang Mengalami Korpus Luteum Persisten

Riset ini dilaksanakan di kandang kuda picu di Trawas, Mojokerto, dan Kenjeran, Surabaya. Pengukur kandungan progesterone dalam serum darah dilaksanakan di Sub Laboratorium Endokrinologi, Laboratorium Kebidanan Hewan, Seksi Reproduksi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Kampus Airlangga. Beberapa periset yang terturut terdiri dari Prof. Dr. Tjok Gde Oka Pemayun, drh., M.S., Guru Besar dan periset pada Laboratorium Reproduksi Hewan Fakultas Kedokteran Hewan Kampus Udayana, Prof. Dr. Imam Mustofa, drh,. M.Kes, Prof. Dr. Keuntungan Mahaputra, drh., M.Sc., Prof. Dr. Herry Agoes Hermadi, drh., M.Sang., Dr. Sri Mulyati, drh., M.Kes., Suzanita Khusus M.Phil., PhD., drh, Dr. Tjuk Imam Restiadi, drh., M.Sang., dan Dr. Rimayanti, drh., M.Kes., dari Seksi Reproduksi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Kampus Airlangga, dan Ngakan Made Rai Wijaya, drh., MS., dari Seksi Ilmu Kedokteran Dasar Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Kampus Airlangga

Riset ini memakai 12 ekor kuda betina yang sudah diistirahatkan sesudah jadi kuda picu sepanjang 2-5 tahun. Kuda-kuda ini ialah pasien dari Prof. Dr. Keuntungan Mahaputra, drh., M.Sc., pegiat dan ahli reproduksi kuda, yang di saat riset dilakukan beliau memegang sebagai Ketua Seksi Kesehatan dan Peternakan Kuda pada Persatuan Olahraga Naik kuda Semua Indonesia (Pordasi), Daerah Jawa Timur. Analisis dilaksanakan berdasar penilaian sikap dan kisah tidak bersiklus birahi dan tidak kembali birahi 2-4 bulan sesudah dikawinkan.

Palpasi rektal dilaksanakan untuk ketahui ada korpus luteum dan diverifikasi pengukur konsentrasi progesterone serum saat sebelum penyembuhan. Contoh darah untuk pengukur konsentrasi progesterone didapat dari vena jugularis saat sebelum penyembuhan, pada 24, 48, dan 72 jam sesudah penyembuhan, 21-30 hari sesudah birahi, dan 40-45 hari sesudah dikawinkan. Progesteron diukur memakai enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Penyembuhan dilaksanakan memakai 5 mg PGF2α dicampurkan dalam 3 mL aquades dan diinfuskan ke rongga Kandungan memakai Foley kateter (kateter yang umum dipakai untuk kateterisasi urin pada manusia) ukuran 24G. Diagnosis birahi didasari pada penilaian visual dan pemeriksaan intravaginal.

Kuda birahi memperlihatkan vulva bergerak seperti mata berkedip-kedip di ikuti keluarnya urin, sesuatu realisasi medis yang tidak ada di mamalia lain. Pemeriksaan intravaginal dilaksanakan memakai vaginoskop 2 hari sesudah penyembuhan untuk mengetahui perluasan serviks dan ada lendir serviks. Jika kuda tidak memperlihatkan dilatasi serviks atau keluarnya lender serviks di hari ke-2 , karena itu diagnosis birahi diulangi di hari ke-3 . Kuda betina yang teridentifikasi birahi https://www.superhorseracing.net/ diverifikasi esok harinya dengan didekatkan pada kuda jantan pengusik. Jika kuda betina birahi karena itu pertanda visual yang terlihat akan bersambung dibarengi akseptasi pada pejantan pengusik, ekor terangkut, dan kerap urinasi. Perkawinan dengan alami dilaksanakan di hari ke-3 sesudah timbulnya pertanda birahi, secara lebih dulu disuntik 8,4 g gonadotropin-releasing hormone (GnRH) secara intramuscular 2x satu hari. Pemeriksaan lewat rectum dilaksanakan di hari ke 21-30 sesudah kawin untuk meraba-raba kehadiran korpus luteum pada ovarium dan untuk tentukan posisi korpus luteum di ovarium kanan atau kiri. Analisis kehamilan lewat palpasi transrektal dilaksanakan pada 40-45 hari sesudah dikawinkan dan diverifikasi memakai pemindai ultrasound Doppler BT-200.

Leave a Comment